Senin, 06 Oktober 2014

Gusmiati Suid

Biografi Tokoh

Gusmiati Suid

Hasil gambar untuk gusmiati suid

A. Identitas
Nama : Gusmiati Suid
Lahir : Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat, 16 Agustus 1942
Meninggal : Jakarta, 28 September 2001
Agama : Islam

B. Penghargaan
  • Bessies Award dari New York Dance and Performance (1991)
  • Medali dalam pekan tari rakyat Indonesia (1978)
C. Karya
  • Kabar Burung
  • Api Dalam Sekam
  • Rantak
D. Keorganisasian
  • Pendiri Gumarang Sakti (1982)
E. Pengalaman di kancah internasional
  • Berpartisipasi dalam Asia Festival of Theatre
  • Mementaskan seni tari d Laussane, Swiss
  • Berpartisipasi dalam Dance and Martial Art di Calcutta, India (1987)
F. Rekam Jejak

          Wanita pribumi yang luar biasa ini di juluki maestro dalam dunia seni tari kontemporer Indonesia. Tak hanya sebatas julukan, namun ia bisa membuktikan bahwa ia pantas menyandang julukan tersebut dengan dibuktikannya mengikuti event-event luar negeri untuk membawa nama Indonesia. Sebagai koreografer yang handal, ia menciptakan beberapa tarian untuk mengembangkan seni tari nusantara, diantara tariannya yakni tari Rantak. Tari rantak sendiri diciptakan untuk mencoba membawa warna baru dalam kesenian tari Minang yang lemah gemulai. Tarian ini sendiri mengkolaborasikan beberapa gerakan silat yang tentunya dibalut dengan nilai estetika seni yang tinggi.

       Untuk menyalurkan hobi dan bakatnya tersebut, ia mendirikan sanggar tari Gumarang Sakti. Sanggar ini diperuntukan untuk menarik setiap anak bangsa untuk belajar budaya negeri melalui media seni tari. Corak tari yang dikreasikan banyak menggambarkan lugas, gagah perkasa dan bersifat ksatria. Hal ini tidak dapat elak karena ia tumbuh dalam lingkungan rohani islam yang kental dengan latar belakang budaya yang masih melekat kuat dalam masyarakat. Sejak kecil ia telah memiliki tanggung jawab yang besar untuk meneruskan Silat Kumango agar tidak punah dari keluarganya. Hal ini dikarenakan ia satu-satunya keturunan yang ada dari keluarganya yang pantas menerima tanggung jawab tersebut.

       Karena tumbuh di lingkungan rohani islam yang kental, sewaktu kecil ia harus rajin belajar agama dengan tekun. Setiap hari ia selalu datang ke surau untuk beribadah dan memenuhi kebutuhan rohaninya dengan sang pencipta. Ketika fase remaja menghampirinya, ia mulai tertarik dengan seni tari. Pada awalnya ia belajar seni tari melayu dan kemudia bergabung denagn Hoeriah Adam dalam mengajar seni tari. Setelah itu untuk memantapkan dan semakin mengembangkan sayapnya di dunia tari, ia menempuh pendidikan di Akademi Seni Karawitan Idonenesia (ASKI) Padang Panjang. 

        Setelah keluar dari ASKI ia mulai merintis karirnya dengan menciptakan beberapa tarian yang telah ia kolaborasikan dengan beberapa unsur untuk semakin membuat budaya minang lebih berwarna. Ia selalu dapat menampilkan sebuah inovasi pembaharuan yang baik dalam seni tari. Setelah ia bermukin di Jakarta bersama keluarganya, ia semekin membuka jaringan untuk menyebarkan hal yang ia tekuni dan terus melestarikan buadaya bangsa. Setiap karya tari yang ia ciptakan selalu mengandung sejuta makna di dalamnya, baik rohani maupun sosial. Sungguh sosok yang luar biasa yang pernah dimiliki oleh bangsa ini, namun seperti siklus alam, semua orang tentunya akan menerima ajal pada waktunya tak terkecuali dia. Sang maestro telah pulang kepada Tuhan dengan segudang peninggalan karya dan amanat bagi setiap orang. Karyanya akan selalu dikenang dan semangatnya akan selalu di kobarkan.






0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More